Nusakambangan - Kreasi tanpa batas di tempat terbatas, ungkapan tersebut selaras dengan perjuangan para WBP pembatik di Lapas Permisan. Walaupun mereka terisolir menjalani kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan tetapi dengan semangat yang tinggi mereka mampu menghasilkan karya batik yang bernilai jual tinggi.
Salah satu karya para WBP Lapas Permisan yang paling banyak dicari yaitu batik tulis. Selama empat tahun terakhir batik tulis telah merambah ke masyarakat luas dan menjadi primadona.
Baca juga:
Lagi, 14 Isu Krusial RKUHP di Sosialisasikan
|
Kali ini karya baru mereka adalah batik tulis motif merak, batik ini didesain oleh dua orang warga negara asing dan seorang warga negara Indonesia. Batik ini mengkombinasikan unsur alam dan budaya dari tiga negara yaitu Brazil, Iran dan Indonesia, Senin (08/05).
Tak butuh waktu lama walau belum selesai diproses tetapi batik ini telah dipesan oleh konsumen dari luar Cilacap.
Reza Ibnu Wibowo mengatakan kerap kewalahan mengejar pemrosesan batik tulis, selain pengerjaan yang rumit dan memakan waktu lama, juga dengan banyaknya pesanan yang masuk.
"Kami cukup kewalahan dengan pesanan-pesanan yang masuk, karena batik tulis memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya, begitu juga dengan motif merak yang satu ini", ungkap Kasi Giatja Lapas Permisan tersebut.
Kedepannya Lapas Permisan akan terus mengembangkan pelatihan membatik agar dapat mencetak pembatik-pembatik handal dari para WBP sebagai bahan mereka menjalani kehidupan bermasyarakat.